Jitu Berburu, Jitu Berstudi
Senjata laras panjang di lengan. Paket peluru di saku. Bekal makan-minum seperlunya. Laki-laki asli Turi-Sleman ini berkemas dan bergegas. Ia ke hutan lereng Merapi. Memang hutan itu dekat kediamannya. Setelah dapat beberapa, bergegaslah ia pulang. Ia memang jago tembak sejak remaja. Namun, alumni S-2 PBI UAD ini tak hanya hebat membidik hewan liar di hutan. Di lembah akademis kampus pun Pak Adit juga jitu membidik jurusan.
Lepas studi di S-1 PBI Universitas Sanata Dharma, tak ragu M. Tolkah Adityas muda beralih bidikan. Pilihannya, S-2 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UAD. Opsi S-2 PBI di UAD dianggapnya paling realistis. Reputasi prodinya yang mentereng, nuansanya pun islami.
Dengan mengambil S-2 PBI UAD, peluang untuk dalam pengajaran bahasa Inggris jadi lebih luas dan ilmu pendidikannya lebih mendalam. Tidak lama setelah lulus dari S-2 PBI UAD, peluang untuk mengabdi sebagai pendidik di UAD diambilnya. Bidikannya tak meleset. Adit diterima.
Tahun 2019 ia alihkan sasaran ke target lainnya: S-3 di University of Auckland di Selandia Baru, tepatnya di School of Critical Studies of Education, Faculty of Education and Social Work.
Rupanya tak sulit beranjak dari S-2 PBI UAD ke S-3 Auckland. Bapak dua anak laki-laki ini diterima beasiswa LPDP. Tinggal di sana lebih dari tiga tahun. Tetapi tidak sampai empat tahun, ia selesai. Disertasi yang ditulisnya pun mengangkat isu yang relevan dengan kondisi saat ini, yakni toleransi (disertasi selengkapnya dapat diakses pada tautan ini).
Kini, Pak Adit sudah kembali mengabdi di UAD. Nama disertai gelarnya adalah M. Tolkah Adityas, Ph.D. Karena sasaran studinya habis, Pak Adit, Ph.D lebih sering kembali ke hutan tiap akhir pekan. (INO)